Karena Aku Memang Bukan Untukmu
Namaku Putri, aku seorang murid di SMPN 1 Sekongkang. Aku terkenal dengan kepintaranku dan mempunyai paras yang bisa dikategorikan dalam orang-orang yang cantik, aku seseorang yang disenangi oleh teman-temanku dan masyarakat di sekitarku, aku seseorang yang sangat dibanggakan oleh keluargaku dan guru-guruku. Itu yang membuatku sangat bersyukur atas karunia dan nikmat Tuhan yang sangat besar yang telah dianugrahkan-Nya kepadaku, so I Love My Life So Much.
**
Sekian lamanya bersekolah, tak terasa kini aku duduk di bangku kelas VIII. Disekolahku aku mempunyai banyak teman dan sahabat. Mereka adalah kawan-kawan terbaikku yang selalu ada saat aku butuh meski susah maupun senang. Bagiku
mereka adalah the best friend yang tak mungkin terlupakan.
Aku salah satu siswa yang selalu mengikuti banyak kegiatan perlombaan, baik lomba antar sekolah atau di luar sekolah, dan aku akui itu, bahwa aku memang mempunyai bakat di berbagai bidang. Tak bisa dipungkiri lagi karena aku sudah sering mengikuti perlombaan sejak aku duduk di bangku kelas V SD, itu dimulai ketika aku diikutkan olimpiade matematika tingkat kecamatan di Sekongkang, saat itu aku memperoleh juara II setelah salah seorang murid dari SD Buin Batu Townsite mendapat juara pertama. Selanjutnya, dua besar dari olimpiade itu dilombakan kembali dengan SD lainnya se-Kabupaten Sumbawa Barat yang saat itu bertempat di SDN 2 Taliwang. Terus-menerus kegiatan perlombaan aku ikuti, mulai dari perlombaan tari daerah, pidato bahasa inggris, cerdas cermat, menghafal surat-surat pendek (jus amma), pildacil sekecamatan sekongkang, tartil, tilawah Qur’an, dan sebagainya. Hingga aku duduk di bangku SMP saat ini aku telah memperoleh banyak piagam dan piala karena prestasi-prestasiku.
Suatu hari aku diikutkan sebagai salah seorang peserta MTQ tingkat Kabupaten Sumbawa barat yang mewakili Kecamatan Sekongkang, aku mengikuti lomba cabang Musabaqah Fahmil Qur’an yaitu semacam cerdas cermat agama Islam. MTQ yang aku ikuti pertama kalinya ini dilaksanakan di Kecamatan Seteluk yang lokasinya terbilang cukup jauh dari Kecamatan Sekongkang. Lomba ini diikuti oleh delapan kecamatan di wilayah KSB (Kabupaten Sumbawa Barat), dan acaranya diadakan mulai tanggal 8-15 Maret 2009. Acara ini diadakan selama satu minggu dikarenakan banyaknya bidang yang akan dilombakan.
**
Hari itu, hari Minggu tanggal 8 Maret pukul 09.00 WITA kami berangkat menggunakan bis bersama-sama dengan seluruh peserta lomba dari kontingen Kecamatan Sekongkang yang berjumlah 30 orang, dan akhirnya kami sampai tujuan pada pukul 10.30 WITA. Kami ditempat tinggalkan dirumah salah seorang warga Seteluk yang tak jauh dari arena utama lomba. Arena utama acara ini di bangun di Lapangan Besar Kecamatan Seteluk.
**
Sejak MTQ saat itulah aku bertemu dengannya, dia yang sempat membuatku tersipu malu, membuat jantungku berdetak begitu kencang, deg…deg…deg, tapiiii tak sekencang bedug saat adzan magrib, hehehe…… Dia adalah sesosok pria yang begitu indah di pandangan mataku. Sehingga ini kusebut cinta pada pandangan pertama…… Hahhaay lebay.
Tapiiiii aku belum tahu pasti, apakah yang kusebut cinta ini adalah benar-benar cinta.
Hmmm…. Timbul lah pertanyaan dibenakku, “apakah aku telah jatuh cinta sama si dia???”………………………………??????!!!! “Tidak boleh aku kan masih kelas dua SMP! aku masih kecil untuk memikirkan soal cinta. Astagaaaa…” Aku menghindarkan diri dari pikiran itu, tak mau mencoba untuk memikirkan soal cinta, karena untuk usia sumuranku saat ini cinta itu masih disebut-sebut dengan cinta monyet, belum berarti apa-apa, hanya perasaan cinta yang sekedar untuk main-main, bukanlah cinta yang sesungguhnya dan bukan pula untuk menjalani hubungan serius hingga menuju jenjang pernikahan, woooww masih jauh BGT……
Tapiiiiiiiiiii… Beranjak dari pikiran itu, ternyata aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri bahwa aku memang menyukainya…. Iya benar aku memang suka sama dia, hatiku benar-benar terpikat oleh sosoknya. Dia laki-laki yang mempunyai paras tampan, terlihat berwibawa dan sangat cerdas. Oh God… Aku telah jatuh cinta. Namuuuun,,,,,, ada sedikit keganjalan di pikiranku, apakah Irfan juga mempunyai perasan yang sama dengan ku????? Aku kini bertanya-tanya sendiri, tanpa ada satu pun jawaban. Kalau dia gak suka sama aku gimana?? Kalau dia gak pernah tertarik sama aku gimana? Cintaku bertepuk sebelah tangan donk.. wahhhh gimana ini???? Aku pun bingung sendiri ?!!
**
Irfan itulah namanya, nama lelaki yang sempat membuatku tertegun, aku kini benar-benar sangat mengaguminya sejak pertama kulihat dia sedang duduk di kursi paling pojok ketika kami peserta MTQ dikumpulkan di aula kantor kecamatan sebelum diberangkatkan menuju Seteluk, bagiku dia lelaki idaman yang belum pernah aku lihat sebelumnya,.
Irfan adalah anak kelahiran Taliwang, dia mempunyai seorang paman yang mengajar ngaji di Masjid Babussalam Sekongkang, dan pamannyalah yang memintanya untuk bersedia menjadi salah seorang peserta MTQ mewakili kecamatan Sekongkang. Oh yaaa… Dia adalah seorang santri di Ponpes Al-IKhlas Taliwang. Hmmmm…… Pantas saja dia mempunyai karakter yang begitu WOOWWW di mataku. Mungkin di mata wanita-wanita yang lain juga tak jauh berbeda denganku. Di MTQ ini dia dengan dua orang temannya yang lain mengikuti lomba cabang syarhil Qur’an atau semacam lomba ceramah agama Islam dengan salah seorang sebagai penceramah, yang lainnya sebagai Qori’ serta yang satunya lagi sebagai penerjemah al-Qur’annya.
**
Suatu kejutan buatku, karena aku baru tahu bahwa ternyata dia juga mempunyai perasaan yang sama sepertiku. Aku tahu itu karena dia telah menitipkan salam dari salah seorang temanku namanya Leny dan dia mengatakan bahwa dia juga suka sama aku. Hmmm…… Tapi koq dia bisa berkata seperti itu ya? Artinya dia tau donk kalau aku ini suka sama dia. Tapi dia tau darimana soal ini??? Astagaa,, ini pasti Leny yang memberitahukannya, karena yang tahu aku mengagumi lelaki itu kan cuma Leny dan dia menitipkan salam itu juga dari Leny. Iiiiihhhhh dasar ember deh temenku yang satu ini. Huffftttt…… Tapiiiii gak apa-apalah, yang penting sekarang aku sudah tau kalau ternyata Irfan mempunyai perasaan yang sama sepertiku. Sedikit berterima kasih lah sama si Leny, soalnya karena jasanya aku jadi tahu kalau Irfan diam-diam juga suka sama aku… hahahahyyy.. so amazing… Hidupku terasa lebih indah dan lengkap.. ye ye ye
Setelah tiga hari tinggal di Seteluk, aku telah banyak kenal dengan teman baru dan para Uztad, aku pun telah selesai lomba hari senin kemarin, aku dan teman-temanku berhasil memasuki babak final dan saat babak final tadi pagi akhirnya kami meraih juara dua setelah regu kontingen Taliwang meraih juara pertama, suatu kebanggaan bagi diriku meski tak bisa meraih juara pertama, namun ini adalah pertama kali bagiku mengikuti MTQ ditambah lagi bisa meraih juara, buatku ini merupakan hasil kerja keras aku dan kedua orang temanku karena telah belajar dengan sangat giat.
**
Malam rabu pukul 19.00 WITA. “Put, Put, aku mau nyampein sesuatu dari Irfan”. Dengan nafasnya yang ngos-ngosan, Leny menghampiriku yang sedang membaca sebuah novel sambil berbaring di kamar atas, sepertinya Leny baru saja berlari dan menaiki tangga dari lantai bawah dengan begitu terburu-burunya, mungkin karena begitu tak sabar ingin segera memberitahukanku sesuatu. Oh ya.. Aku sedang membaca sebuah novel berjudul Makrifat Cinta yang ditulis oleh Habiburrahaman, seorang penulis sukses yang juga telah menuliskan novel Ayat-ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih (KCB) itu, aku memang sangat senang membaca novel-novel karangan Beliau karena menceritakan kisah cinta dengan adanya nuansa islami, bagiku itu seru dan sangat romantis. “Apaaaaa??? Cepetan cerita.” Kataku pada Leny begitu penasaran. “Irfan ngajak kamu ketemuan di samping rumah, tadi dia bilang sama aku dan minta untuk segera sampein ini ke kamu”. Kata Leny. “What??? Apa kamu gak bohong Len? Masa iya dia ngajak aku ketemu??” Kataku gak percaya. Aku sulit untuk mempercayai kata-kata Leny. Soalnya dia suka sekali bercanda denganku. “Suerrrr dehhh, kemaren-kemaren aku boleh bohong sama kamu. Tapi kali ini gak, aku benar-benar serius Put, pokoknya percaya ataupun gak, dia akan tunggu kamu nanti sehabis shalat isya’ dan makan malam. OKE!!! Kata leny bangun dan berlari meninggalkanku. “Eh Leny mau kemana?”. Aku memanggilnya tapi dia tak menggubris, dia terus saja berlari keluar dan turun. “Hmmm Apa iya Irfan mengajakku bertemu malam ini? Jangan-jangan Leny bohong lagi sama aku, mungkin aja dia sengaja ngerjain aku? tanyaku dalam hati…. Hmmmm… tau’ ah. Mau Leny bohong keq gak keq… aku pergi aja deh entar malam, kali aja bener.
Tak lama setelah itu, adzan Isya pun berkumandang, segera ku bergegas untuk mengambil air wudhu dan menunaikan shalat isya sendiri di kamar, gak tau teman-temanku pada kemana, mungkin mereka masih mengaji di Masjid dekat rumah sejak shalat magrib tadi dan melanjutkan shalat isyanya disana, kalau aku hanya berdiam sendiri di kamar melanjutkan membaca novelku. Sehabis itu aku pun turun untuk makan malam, waktu makan kami telah diatur dan untuk hidangannya selalu disiapkan di atas sebuah meja besar, sehingga kami hanya tinggal mengambil jatah dan bisa langsung menyantap makanannya. Nikmatnya hidup saat ini.
**
Sehabis makan aku mencari si Leny, sebab aku gak melihatnya saat makan malam tadi, aku selalu makan bareng sama dia, tapi kali ini gak. Aneehh dehh… “Ustadz lihat Leny gak??” Tanyaku menghampiri Ustadz Muharli salah satu official kami yang tengah duduk bersama official lainnya di ruang tamu. “Tadi Ustadz lihat dia di rumah sebelah, dia lagi latihan ngaji sama Ustadz Hasim”. Jawab Uztad. “Oh iya dah Ustadz Terima kasih. Ucapku “sama-sama Putri” kata Ustadz membalas ucapan terima kasihku…. Oh iya, temenku Leny mengikuti Lomba cabang Tilawatil Qur’an tingkat remaja. Suaranya memang begitu luar biasa merdunya. Aku saja bila mendengarkannya melantunkan ayat-ayat suci al-Qur’an dengan seksama. Kuacungi dua jempol untuknya. Hehehe. Tidak salah memang jika dia telah dipilih dan dipercayakan untuk mewakili Kecamatan Sekongkang meraih juara di tingkat kabupaten ini.
Leny adalah anak asli dan berdarah Tongo. Desa Tongo merupakan salah satu desa yang berkecamatan di Sekongkang. Aku kenal dengan Leny sudah sejak dulu saat kami masih duduk di bangku SD, yang mana saat itu dia dan lima orang temannya dikirimkan dari SDN 1 Tongo ke Sekongkang untuk mengikuti lomba gerak jalan indah bergabung bersama kami peserta dari SDN 1 dan SDN 2 Sekongkang yang nantinya akan diberangkatkan ke Taliwang mewakili kecamatan sekongkang mengikuti lomba gerak jalan indah tingkat SD se-kabupaten Sumbawa Barat. Untuk kemudahan pelatihan dan pembinaan Leny dan teman-temannya menginap di sekongkang selama satu minggu, sehingga saat itu Leny tinggal di rumahku, pak Jayadi menyuruhku mengajaknya tinggal di rumahku untuk sementara waktu, selama itu kami menjadi sangat dekat dan bersahabat, jadi jangan heran kalau saat ini aku begitu dekat dengannya, dan sekarang dia adalah seorang santri di Ponpes Al-Furqon Tongo.
**
Saat ini aku masih saja berdiam diri di kamar sehabis membaca novel. Sedangkan semua penghuni rumah telah pergi ke arena utama untuk menyaksikan penampilan salah seorang peserta tartil tingkat anak-anak dari kontingen kami, rumah pun jadi sepi, sengaja aku tak ikut karena aku telah berencana untuk menemui Irfan. Kini keadaan telah aman untuk aku bertemu dengan Irfan di samping rumah, karena aku takut jika saja benar aku akan bertemu dengan Irfan sekarang, akan bagaimana kalau ada Ustadz yang lihat dan tahu. Matiiiiiii aku. Tapi untunglah keadaan saat ini begitu mendukung.
**
Aku masih saja berdiam di kamar, duduk memikirkan tentang pertemuanku dengan Irfan malam ini. Pikirku…… aku tidak melihat batang hidung si Irfan sejak turun makan malam tadi, apa dia udah makan lebih dulu sebelum aku turun? Apa dia sengaja untuk tidak memperlihatkan batang hidungnya, maksudnya dia mau ngasih sureprise gitu buat aku. Tapiiii masa iya sihh??? Dan apakah benar yang akan aku temui nanti di samping rumah itu adalah Irfan, atau ini hanya candaannya si Leny,, kan pas makan malam tadi Leny juga gak ada. Siapa tau dia sengaja ngerjain aku.. ya kann??? Begitu banyak pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari benakku saat ini. “Ah udah lah, masa bodoh” kataku tak peduli. Akhirnya aku pun memutuskan untuk menemui Irfan malam ini di samping rumah seperti yang dikatakan Leny padaku. Begitu deg deg-an rasanya hatiku. Aku gak tau perasaan apa yang ada padaku saat ini. Tak peduli, akhirnya aku pun turun dan berjalan menuju samping rumah.
Krek…krek… suara langkah kakiku berjalan begitu pelan. Aku sampai di samping rumah, dan akhirnyaaa…. “Astaaggaa…” kataku sontak begitu terkejut. Lelaki itu???? Irfan??? Iya dia Irfan!!! itu bener-bener dia……… Ternyata memang benar bahwa dia ingin menemuiku, apa yang dikatakan Leny padaku tadi itu benar. Namun, atas dasar apa Irfan mengajakku bertemu??? Apa niatnya mengajakku bertemu saat ini??? pertanyaan ini baru saja keluar dari pikiranku. “Hey Put, kamu kenapa??? Koq kaget gitu???” Sapa Irfan kepadaku. “Hm… um.. gak kenapa-napa koq”. Jawabku dengan begitu nerveousnya, aku yang kini tengah berada tak begitu dekat dengannya, “ya Tuhan kali ini aku memang benar-benar kaget dan nerveous BGT ketemu ama dia”. Kataku dalam hati. “Ayo sini”. Ajak Irfan padaku, mungkin dia telah lama menungguku sejak tadi. “Silakan duduk” Kata Irfan mempersilakanku untuk duduk. Meski dengan rasa grogi aku pun duduk di sebelahnya di suatu bangku yang terbuat dari kayu.
Setelah keadaan diam membisu selama kurang lebih dua menit, “To the point aja yaa Putri, karena jika saja ada teman-teman atau Ustadz yang melihat kita berdua disini, aku takut akan timbul fitnah. Jadi maksud aku mengajakmu bertemu disini dan di malam ini bahwa aku ingin menyampaikan sesuatu sama kamu.” Kata Irfan memulai pembicaraan kami. “Hmm mau ngomong apa? Langsung aja” Sambungku. Begitu penasaran dan gak sabarnya diriku dengan apa yang akan disampaikan Irfan kepadaku. “Hm jujur saja, sebelum Leny memberitahukanku soal kamu suka sama aku, sebenarnya aku sudah lebih dulu mengagumimu, aku telah lebih dulu terpikat oleh keanggunanmu, aku telah lebih dulu suka sama kamu, dan ketahuilah bahwa aku sekarang telah jatuh cinta sama kamu, sejak pandangan pertama saat kamu mulai masuk ke dalam bis hingga saat kamu duduk di kursi bis di depanku. Kamu cantik, anggun, pintar dan baik, itu semua aku tahu dari Leny.” Jelas Irfan kepadaku. Nah, benar kan Leny yang telah memberitahukan Irfan soal perasaanku sama dia, ah Leeennyyy, awas aja tuh anak. Huuffttt… Tapii ya sudahlah, gak apa-apa. Sepertinya hal ini gak begitu penting untukku, yang terpenting sekarang bahwa semua apa yang baru saja Irfan katakan, telah mewakili perasaannya padaku. Begitu tersanjungnya diriku mendengar sedemikian kalimat yang telah di lontarkannya. “Lalu??? Jawabku sok cuek. “Sebelumnya aku minta maaf dengan semua kata-kataku dan dengan apa yang akan aku katakan ini. Hmmm, maukah kamu jadi pacarku???” Hah??? Aku terkejut mendengar kata-kata Irfan yang kedua kali ini. Dia nembak aku? What? Apa aku sedang berada di alam mimpi? Dia ingin aku jadi pacarnya? Aku bertanya-tanya dan melamun sendiri... Setelah sekian lama…………“Hey Put…!!! Tegur Irfan. “hmm…um..yah, sorry ya Irfan, akuuuuu…… akuuuuu… akuuu…???!!!”. “Bagaimana? Apa kamu mau jadi pacarku?” Irfan memotong omonganku dan kembali mengulang kata-kata itu dan melanjutkan……… “Maaf, Jujur saja sebelumnya aku tidak pernah menembak cewek sekalipun, ini adalah pertama kalinya aku menghadirkan sesosok wanita pujaan hati di hidupku, dan jika kamu nerima aku, maka ini adalah sejarah pertama aku kenal namanya pacaran, dan kamu adalah wanita pertama yang hadir dalam sejarah cinta yang belum pernah kurasakan.” Begitu puitisnya apa yang telah dilontarkannya baru saja, aku kini semakin tersanjung, aku akan menjadi orang pertama di hatinya, artinya aku adalah cinta pertamanya. So………… “Kamu udah tau kalau aku suka sama kamu, jadi kamu taulah jawabannya apa”. Jawabku. “Aku gak ngerti,??!! apakah maksudmu kamu menerima aku sebagi pacarmu?” Tanya Irfan ingin memperjelas. “ya”. Jawabku begitu singkat.
**
Sejak malam itu tanggal 11 Maret 2009 aku dan Irfan kini menjalin ikatan hubungan yang dinamakan dengan pacaran. Oh yaa, setelah aku menerima cintanya, dia memberikanku sebuah kalung bermatakan cinta dengan huruf P di tengahnya, P = Putri namaku. Dia meminta aku untuk selalu memakai kalung itu dan tak kan pernah sekalipun melepasnya. So sweeetttt… dan sejak itu kini aku menjalani hubungan asmara berjarak Sekongkang-Taliwang.
**
Singkat cerita dia telah lulus dari Mts di pesantrennya, kini dia melanjutkan MA-nya di Ponpes Al-Aziziah Lombok Barat, dia masuk sekolah itu adalah niatnya yang begitu mulia untuk menghafal al-Qur’an. Aku sangat men-supportnya, meskipun aku harus menjalin Long Distance Relation dengannya.
Di pesantrennya kini, kami sangat susah untuk saling berkomunikasi, alasannya semua santri di pesantrennya gak diizinkan memegang HP dan teknologi komunikasi lainnya, terkecuali kakak-kakak senior yang telah menamatkan hafalan al-Qur’an 30 Juznya. Keadaan ini semakin menyiksaku, aku gak tau harus kepada siapakah aku mengadu saat aku benar-benar merindukannya??? Aku pun tak tau harus kepada siapakah aku mengatakan AKU MERINDUKANMU saat aku benar-benar merindukannya namun dirinya tak ada saat itu???. Jawabannya adalah tidak ada,,, tidak ada tempatku mengadu, kini aku hanya bisa memendam, memendam perasan rindu yang begitu mendalam, rindu dan air mata yang mungkin tak lagi dapat terbendung.
Karena keadaan itu, aku hanya dihubungi paling hanya sekali dalam sebulan, hanya pada malam jum’at saja, hanya itu dan tidak bisa mengharap lebih. Terus ku jalani hubungan percintaan yang seperti ini satu tahun lamanya, begitu setianya ku menunggu, hingga aku lulus dari SMP dan melanjutkan sekolahku di sebuah SMA di Sekongkang yaitu SMAN 1 Sekongkang. Aku masuk di sekolah ini sejak Juli 2010.
**
Singkat cerita, setelah aku melengkapi segala persyaratan memasuki sekolah itu dan mengikuti kegiatan PraMOS dan MOS selama enam hari, kini aku telah resmi menjadi siswa di SMAN 1 Sekongkang. Di sekolah baruku aku semakin punya banyak teman, bermacam-macam wataknya dari yang lucu-lucu, mengasyikkan, lebay, narsis bahkan paling gokil pun ada, aku sangat senang bersekolah di SMAN 1 Sekongkang, memiliki guru-guru dan teman-teman yang sama asyiknya. Oh ya aku lupa, banyak juga dari lawan jenisku yang tertarik denganku, tak heran, karena seperti yang aku katakan sejak awal, aku mempunyai paras yang cukup indah untuk dikagumi. Banyak dari mereka menghubungiku lewat sms ataupun telpon, tapi aku kadang tidak begitu mau melayani mereka yang menghubungiku lewat telpon, alasannya aku paling MALES untuk hal ini. Kehadiran orang-orang yang mengagumiku ini semakin menambah indahnya hidup dan kisah-kisah di catatan diaryku. Dan untuk menyebutkan nama mereka satu persatu sepertinya tidak akan cukup jika dituliskan dalam seribu lembar kertas pun, hehehe,, gak koq, lebay BGT. Aku menjadikan hal ini sebagai suatu motivasi bagiku, aku tidak mau terlihat begitu bodohnya di depan mereka orang-orang yang mengagumiku, aku semakin giat belajar, sehingga prestasiku saat ini telah mengalahkan prestasi-prestasiku sebelumnya.
Dahsyat memang, kepintaranku kini semakin meningkat saja, meningkat pula dengan orang-orang yang mengagumiku. Tapiii… di antara sekian banyak pria itu, tak satupun yang memikat hati. Tidak hanya itu, aku juga telah mempunyai pria yang kini telah memilikiku. Aku sadar akan hal itu, so aku tidak ingin menodai kesetiaan dan hubungan yang telah ku jalin selama satu tahun lebih ini.
**
Malam jumat pukul 22.00 WITA. Aku sedang maen laptop, biasalah bagi remaja-remaja saat ini paling seneng kalo facebook-an saat sedang suntuk BGT dan merindukan sang pujaan hatiku yang jauh di sana. Tak ada lain update status, unggah foto, ngeLIKE, ngOMENT status orang dan game online. Saat itu aku galau di kamar tidurku. Tiba-tiba……… Kring..kring… HP-ku berbunyi, sepertinya ada sms, tapi sms dari siapa ya?? 1 Message, segera kubaca pesan itu, “Ass, gimana kabarnya? ni Irfan”. WOW Irfan sms aku, ya Tuhan dia sms aku saat aku benar-benar merindukannya, mungkin dia merasakan begitu rindunya hatiku dengannya, dan mungkin dia pun saat ini sangat merindukanku, sama denganku. Segera ku balas sms itu, “Wss, Alhamdulillah sehat, Irfan sendiri gimana kabarnya?. Tak lama setelah balasan smsku, HP-ku berbunyi lagi, dia yang menelponku, segera ku angkat panggilannya, sehingga aku mengobrol dengannya.
**
Tak terasa jam dinding di kamarku menunjukkan pukul 00.00. Sudah tengah malam, akhirnya kami cukupkan sampai disini obrolan kami, walau hanya dengan waktu dua jam, tapi telah cukup mengobati rasa kangen di antara kami berdua. Tak banyak yang kami omongkan tapi intinya adalah dia sangat merindukanku, dan akupun begitu sama halnya dengan dia, dia juga memberitahukanku bahwa dia ingin sekali melanjutkan kulyahnya di Mekkah, dia ingin menuntut ilmu agama disana, tapi itu setelah dia lulus dan menamatkan hafalan al-Qur’annya. Aku sangat setuju dengan keinginannya itu, meskipun akan membuat kami semakin jauh terpisahkan oleh jarak nantinya, karena aku hanya akan melanjutkan kulyahku nanti di Mataram. Tapi ini adalah sebuah cita-cita besar menurutku, sehingga aku sangat setuju untuk hal itu. Dan ada satu hal penting yang dia inginkan dariku, bahwa ia ingin aku untuk selalu setia dengannya, dan jika benar ia akan melanjutkan kulyahnya di Mekkah, dia ingin aku untuk tetap setia menunggunya, hingga ia kembali lagi ke Indonesia. Sebuah beban berat bagiku, bukan karena aku tidak sanggup untuk setia, namun karena sanggupkah diriku menjaga dan memelihara cinta ini agar tetap tumbuh dihatiku meski dia tak pernah ada di sampingku. Tapii aku telah menyanggupinya dan berjanji untuk hal itu bahwa aku akan setia menunggunya karena aku sangat mencintainya.
**
Singkat cerita kujalani hari-hari indahku bersama sahabat-sahabatku. Dan kujalani pula hubungan asmaraku bersama Irfan meski kami berjarak jauh, terpisah daratan oleh lautan.
**
Suatu hari saat esok akan ulangan semester, ada seseorang yang nge-SMS aku, aku gak tau itu siapa, tidak ada nomornya tersimpan di kontak HP-ku. Dia menanyakan jadwal ulangan semester satu hari pertama besok. “Putri, jadwal ulangan besok apa?” karena aku tidak tahu siapa itu, aku pun membalas, “besok ada ulangan Bahasa Indonesia dan Matematika. Maaf ini siapa ya??? Dia pun kembali membalas, “aku Dody”. ???!!! Aku kaget setelah tau itu adalah dody. Dody??? Dody kan anak kelas X1??? Koq bisa dia sms aku, aku kan bukan teman sekelasnya, lagipula dia juga belum pernah SMS aku atau tahu nomor HP-ku sebelumnya, aneh deh… Tumben-tumben gitu dia SMS aku.
**
Dody adalah salah seorang teman seangkatanku, tapi dia gak sekelas denganku, dia anak X1 dan aku gak begitu dekat dengannya, aku hanya mengenal nama dan rupanya, aku belum mengenal dia begitu dalam. Menurut penilaianku, Dody adalah sesosok lelaki yang memiliki rupa yang tampan, berkulit putih, berbadan kurus dan tinggi, dia begitu manis saat dia tersenyum, aku tahu itu sebab dia pernah tersenyum padaku, hanya sekali, saat aku dan dia sempat berpapasan ketika saat itu ada kegiatan ekskul di sekolah.
**
SMSnya yang pertama itulah awal dari perkenalanku dengan Dody. Hari esoknya pun dia SMS aku dengan hal yang sama, namun kali ini sedikit berbeda, dia menanyakan bagaimana kabarku saat itu. Sejak itu kami menjadi sering berkomunikasi via SMS dan telepon.
**
Singkat cerita, aku dan Dody kini telah saling mengenal satu sama lain, aku tahu dia seperti apa dan dia pun tahu aku seperti apa, kesalingtahuan kami ini membuat kami kini semakin dekat dan selalu bersama. Bagiku kini Dody adalah orang yang paling asyik yang pernah aku kenal, begitu perhatiannya sama aku, dan begitu mengerti akan diriku, itulah yang membuatku sedikit tertarik dengannya dibandingkan dengan pria lain yang pernah mengagumiku, dan itulah yang menjadi alasanku untuk tak bisa menolak kedekatanku dengannya. Dia kini berperan seolah-olah menggantikan sosok Irfan, yang mana seharusnya Irfanlah yang kini ada bersama denganku, dan Irfanlah yang kini selalu ada buatku, menghibur dan membuatku tersenyum setiap saat seperti apa yang dilakukan Dody kini kepadaku. Tapi ini berbeda, Irfan tak pernah ada untukku, mungkin dia memang mencintaiku tapi bukan hanya cinta yang aku butuh namun yang aku butuhkan ialah perhatian, pengertian dan kasih sayang darinya dan semua itu aku peroleh dari Dody yang pada dasarnya bukanlah siapa-siapaku.
Menjalin hubungan pertemanan yang begitu dekat dengan Dody, telah membuatku jatuh hati kepadanya, perhatian dan kasih sayangnya yang begitu besar terhadapku telah meluluhkan hatiku, wanita mana yang tidak suka jika diberi kasih sayang dan perhatian??? Jadi, begitulah aku.
**
Setelah tiga bulan aku kenal Dody, perasaan dan kedekatanku dengannya telah menyatukan hati kami berdua. Dia kini mempunyai perasaan sayang yang begitu besar kepadaku, begitu pun aku, aku kini menyayanginya, membalas kasih sayang yang besar darinya kepadaku. Tuhan, ku akui aku salah telah memiliki perasaan ini terhadap Dody, sebab aku masih memiliki status berpacaran dengan Irfan. Aku tidak tahu aku harus bagaimana, aku sekarang dilema, berada pada posisi yang ku tak tahu pria mana yang benar-benar aku sayangi, Dody ataukah Irfan???. Aku memang telah salah menumbuhkan perasaanku terhadap Dody, aku telah salah mencoba dekat dan menyayangi pria lain yang bukan siapa-siapa aku, sementara aku sendiri telah ada yang memiliki.
**
Kini aku masih berpacaran dengan Irfan yang biasa menghubungiku hanya sekali pada malam jum’at setiap bulannya, dan aku pun masih menjalani hubungan dengan Dody yang aku tak tahu itu apa, mungkin lebih pasnya disebut dengan TTM.
**
Setelah sekian lama kami dekat, kini aku dan Dody telah jadian. Dia nembak aku saat jam keluar maen sekolah, itu ketika kami akan mendekati ujian semester dua di kelas X ini. Saat itu aku tak menyangka dia akan menembakku. Sebenarnya bukan ini yang kuharapkan, aku memang membutuhkan kasih sayang darinya, tapi ku tak ingin jika dia ingin jadikan aku pacarnya, karena aku telah dimiliki Irfan. Dody tau akan hal itu, bahwa aku saat ini sedang memiliki hubungan dengan Irfan, tapi aku tak tau apa yang ada di benaknya, kenapa dia masih saja mau mendekatiku dan inginkan aku jadi kekasihnya.
Saat keadaan telah seperti ini, maka tak ada yang bisa disalahkan diantara kedua pria itu, Irfan atau pun Dody. Karena yang salah disini adalah aku, kenapa aku tega menduakan Irfan, dan kenapa juga aku tega membuat Dody jatuh cinta kepadaku??? Kini aku telah benar-benar dilema. Maafkan aku Irfan karena aku telah berani menodai sucinya cinta kita. Maafkan aku Dody karena aku telah tega menjadikan kamu yang kedua.
Aku kini menjalin hubungan berpacaran dengan dua orang pria yang sama-sama aku sayangi. Namun, kini aku lebih dekat dengan Dody bukan lagi dengan Irfan, sebab Dody lah yang kini lebih memperhatikanku, ada bersamaku kapanpun aku butuh dan tempatku berbagi senang maupun susah. Lain halnya dengan Irfan, sekian lama aku berpacaran hampir dua tahun lamanya tapi aku merasa semakin jauh dengannya, tidak merasakan kasih sayang besar darinya, tidak merasakan perhatian yang tulus layaknya dari sang kekasih, dan dalam waktu dua tahun itu aku belum mengenal sosoknya lebih dalam bahkan aku merasa dia asing bagiku.
Terus kujalani hubungan percintaan yang seperti ini. Kadang aku merasa senang kadang aku merasa sedih, kadang pula merasa begitu bersalah, tertekan bahkan takut.
**
Aku saat ini telah berada pada semester dua kelas XI IPS, aku telah mengambil jurusan IPS sama halnya dengan Dody, aku dan Dody kini satu kelas, cukup lama aku telah menjalin hubungan dengan Dody, sekitar enam bulan lamanya, begitu banyak kenangan indah yang terukir antara aku dengannya, kini begitu sayangnya aku dengannya hingga melebihi sayangku terhadap Irfan. Tak bisa kupungkiri bahwa kebersamaan memanglah awal dari timbulnya rasa sayang itu. Cinta itu tumbuh dari kebersamaan.
**
Irfan telah libur panjang sekolah dari pesantrennya, dia pulang ke kampung halamannya di Taliwang, aku dan dia kini sering berkomunikasi, tapi aku kini agak risih dengan adanya dia, sepertinya perasaanku telah hilang kepadanya. Namun susah bagiku melepaskannya, sebab dia begitu mencintaiku, aku kasihan dengan perasaannya, aku tak tega menyakitinya dengan cara memutuskan hubunganku dengannya tanpa alasan. Tak mungkin akan ku katakan bahwa aku kini telah mempunyai pria lain yang lebih mengerti aku, ya Tuhan itu akan sangat menyakiti perasaannya. Kini perasaanku begitu besar hanya kepada Dody, namun bagaimana dengan janjiku untuk setia menunggu Irfan, aku telah melanggar janji itu dan aku telah menodai cinta suci kami. Aku merasa aku adalah wanita paling bodoh di dunia ini.
**
Sekitar satu minggu di kampungnya. Dia pun datang ke Sekongkang dan mengajakku untuk bertemu di pantai Rantung Sekongkang. Tumbennn…. Sehingga membuatku curiga, aku gak tau niatnya mengajakku untuk bertemu itu apa. Apakah karena dia begitu sangat merindukankanku ataukah karena dia telah tau aku kini telah memiliki pria lain disini. Firasatku lebih pada dugaanku yang kedua ini, bahwa dia akan menanyakan soal aku dan pria baru yang kini disebut pacarku sehingga akhirnya dia akan memutuskan hubungan kami. Begitu was-wasnya aku saat itu, bagaimana jawabanku nanti jika benar Irfan akan menanyakan soal ini.
Aku memberitahukan Dody soal ini. Aku memang wanita yang begitu tega dan tak berperasaan, begitu bodohnya aku, jelas saja Dody merasa cemburu dengan hal ini. Aku begitu tidak mengerti apa yang ada dipikiranku saat ini, was-was dan begitu takut. Tapi Walau bagaimanapun aku harus tetap menemui Irfan. Dody sangat mengerti dengan keadaanku, dia begitu baik denganku, dia tak menyalahkanku, aku tahu dia cemburu, tapi dia tak memperlihatkan kecemburuannya itu di depanku. Dodyyy forgive me..
**
Singkatnya, aku dan Irfan kini tengah duduk di pesisir pantai. Terlihat ombak begitu besar mengulung di depan kami, terik matahari siang itu menambah panas suasana di pantai. “Put, aku mau Tanya sesuatu sama kamu, tapi sebelumnya tolong kamu jawab dengan sejujurnya”. Irfan berkata begitu seriusnya denganku, entah apa yang akan ditanyakannya kepadaku. Dia melanjutkan….. “Adakah pria lain yang bersamamu kini selain aku???. Astaagaaaa. Terkejutnya diriku, benar dugaanku sejak awal bahwa ternyata dia menanyakan soal itu, soal pacar baruku disini. Bagaimana ini, aku harus menjawab seperti apa pertanyaannya??? Aku bingung, aku gak tau harus bagaimana aku, aku terpojokkan. Lihatlah Irfan, nampak begitu kecewanya dia denganku, ya Tuhan ternyata yang kutakutkan selama ini akhirnya terjadi, dia telah mengetahui soal ini. Lalu, akankah hatinya terluka??? Tentu saja hatinya terluka bahkan lebih terluka. Namun, aku saat ini tak bisa berbohong, aku gak mungkin menyembunyikan soal ini berlama-lama, akhirnya…… “Aku jujur saja padamu Irfan, kini telah ada pria lain yang bersamaku, tolong maafkan aku Irfan. Aku tidak tahu harus menjelaskan seperti apa sama kamu, maafkan aku telah melanggar janji hubungan kita.” “Put, begitu teganya kamu sama aku, aku telah setia bersamamu selama dua tahun lebih ini, aku tak pernah berniat sedikitpun menduakanmu. Tak sedikitpun aku nodai cinta kita, tapi kenapa kamu setega ini padaku?” Irfan kembali menyambung kata-katanya, terlihat begitu sakit hatinya. “Maafkan aku Irfan, aku tak bisa berkata banyak, karena beginilah kenyataannya”. Kataku sambil meneteskan air mata, aku kasihan dengan perasaannya, aku bodoh telah menyakiti perasaannya yang telah setia denganku. “Siapa nama pria itu?” Tanya Irfan kepadaku, akupun menjawab, “Dia Dody”. Irfan melanjutkan pertanyaannya. “Lalu bagaimana dengan kalung yang telah aku berikan kepadamu sejak awal kita pacaran, masihkah kamu memakainya”???. Aku pun menjawab. “Aku masih memakainya hingga detik ini.” Aku memang tak pernah melepas kalung itu karena bagiku kalung itu begitu indah dan aku sangat senang memakainya, “Baiklah, kalau begitu kita akhiri saja hubungan kita sampai disini, maafkan aku jika aku telah banyak menyusahkanmu, dan maafkan aku telah memintamu untuk menungguku. Mungkin itu adalah hal terbodoh yang pernah kuminta darimu. Lanjutkan saja hubunganmu dengannya, dengan pria baru itu, Dody. Dan jika kamu ingin mengembalikan kalung itu kepadaku, aku akan menerimanya, mungkin saja kalung itu telah banyak merepotkanmu.” Irfan kini telah memutuskan hubungan kami karena begitu sakit hatinya saat itu, maafkan aku Irfan, maafkan aku. Akhirnya kulepaskan kalung itu dari leherku dan ku kembalikan padanya. Aku menangis, begitu sedihnya aku saat ini. Tuhan, maafkan aku telah menyakiti hati hamba-Mu yang mungkin sangat Engkau sayangi dan telah kau jadikan kekasih-Mu. Akhirnya Irfan beranjak dari tempat duduknya Hanya ucapan salam terakhir yang dia katakan padaku “Assalamualaikum”. Lalu dia pergi meninggalkanku, dikendarai motornya, terus melaju tanpa sekalipun sudi menoleh ke belakang sekedar melihatku untuk yang terakhir kalinya. Irfaan Maafkan aku atas kebodohan ini.
20 Februari 2012 adalah akhir dari hubunganku dengan Irfan dan sampai saat ini aku tidak tahu siapa yang telah memberitahukannya soal aku dan Dody. Kini aku hanya mempunyai Dody yang sangat menyayangiku, begitupun aku, sangat menyayanginya.
Selepas itu, aku kini menjalani hari-hari bahagiaku bersama Dody, kembali mengukir kenangan-kenangan indah di setiap hari-hari kami. Melukiskan canda tawa dan menghapus air mata. Tak ingin lagi kumenyakiti hati pria, siapapun itu. Terlepas dari kisah cinta, kini prestasiku pun tak kalah bagusnya. Aku berharap bisa menjadi seorang yang bermanfaat bagi masyarakat sekelilingku serta berguna bagi nusa dan bangsa.
**
Welcome Dody, tahukah kamu bahwa aku sangat menyayangimu, tahukah kamu bahwa aku sangat mencintaimu, tak ingin kukehilangan dirimu, karena kutahu sangat sakit rasanya jika kita kehilangan orang yang paling kita sayangi. Dan aku tidak ingin berjanji untuk mencintaimu selamanya, aku pun tak ingin berjanji untuk menunggumu hingga nanti, sebab kehancuran hubungan itu datangnya akibat janji-janji yang tak dapat dipenuhi, aku hanya bisa dan berusaha menjaga dan memelihara cinta ini untuk tetap menjadi milikmu, dan aku tidak ingin lagi terjerumus ke dalam lubang yang sama, tak mau mengulang kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Tak lagi mau menghadirkan orang kedua di hidupku. Dan sekarang aku cuma satu, yaitu kamu.
Good bye Irfan maafkan atas kesalahanku padamu, kuharap kau dapat menemukan wanita yang lebih baik dariku, aku tak bisa memberi alasan kenapa aku menduakanmu, aku tak bisa memberi alasan kenapa aku melupakan cintamu, aku tak bisa memberi alasan kenapa aku tega menyakitimu, aku juga tak bisa memberi alasan kenapa aku tak memilihmu, dan aku pun tak bisa memberi alasan kenapa aku tak lagi mencintaimu. Aku hanya bisa mengatakan itu semua karena diriku memanglah bukan untukmu.
Kini aku dan Irfan bukanlah sepasang kekasih lagi, namun kami berdua masih saling komunikasi untuk menjaga silaturrahmi, hubungan kami kini adalah persaudaraan islami. Itulah Irfan, meskipun aku sudah pernah menduakannya, sudah pernah menyakiti hatinya, namun dia tak ingin karena putusnya hubungan asmara kami juga akan memutuskan tali persaudaraan kami. Memang begitu mulia hatinya, mungkin Tuhan telah benar-benar menjaga hatinya untuk tetap berlaku baik terhadap siapa pun bahkan orang yang pernah menyakitinya sekalipun.
Sekarang aku telah naik ke kelas XII, sedangkan Irfan telah berangkat ke Mekkah setelah kelulusan dan penamatan hafalan al-Qur’annya, sebuah impian besar sekolahnya akhirnya tercapai juga, sampai jumpa kembali di lain waktu Irfan, q harap saat pertemuan kita nanti kamu masih dalam keadaan sehat wal-afiat, dan semoga Tuhan memperpanjang umur kita untuk dapat mempertemukan kita kembali saudaraku. Amiiiinnn……
KEEP SMILE
¬^ The End ^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar